In The Mood For Love (2000)


Rate: 9/10
Genre: Drama, Romance
Arahan: Wong Kar Wai
Sambil Makan: Lulus


Sinopsis:

Curiga pasangan mereka saling selingkuh, membuat tetangga satu dan tetangga dua menjalin hubungan pertemanan yang intens.

Review:
Review Sekilas






Kisah cinta yang mendayu, melow dan begitu realistis. Nyonya Chan dan Bapak Chow (I will refer them as that, no comment lol) berada di kapal yang sama, setelah mencurigai pasangan mereka saling berselingkuh. Niat awalnya hanya ingin berteman, saling berkeluh kesah. Tapi perasaan bisa datang kapan saja bukan?

Tenang, masih aman


Kalau hatimu sedang ingin disiksa atau hanya ingin menonton film yang rada sendu sembari menyisip kopi maupun teh di kala hujan, film ini sangat cocok untuk kamu tonton. Selain tone dan scoring yang saling mendukung suasananya, Wong Kar Wai bakal menyuguhi mata kamu dengan visual yang indah. Yang Wong Kar Wai banget lah gitu.

Mau nanya, ini filmnya bisa ditonton sama adek yang baru brojol gak ya? Yee gua tampol lu bambang. Aneh banget dah orang yang nanya begitu, adek masih kecil diajak nonton. Ajak mah ke dufan noh.


Review Besar (Contain spoiler)





Setelah mencicipi satu kali filmnya Wong, yaitu Happy Together (1997) saya langsung ketagihan setengah mati. Saya langsung merasa, kenapa gak dari dulu gitu ya nonton film karyanya doi. Padahal di timeline Twitter saya, para mutual sudah sering share :'D tapi yasudalah. Saya bersyukur saya kenal beliau.

Tanpa basa-basi, film ini langsung menunjukkan dua orang yaitu Nyonya Chan dan Bapak Chow yang mencari kamar baru. Mereka berdua sudah menikah. Pasangan mereka sering pulang malam atau pergi kerja. sampai berminggu-minggu. Ya biasa aja, mungkin memang dari sebelum pindah juga begitu. E tapi, keduanya mulai merasa ada yang salah dengan pasangan mereka. Bla, bla bla karena merasa keadaan mereka sama, Nyonya Chan dan Bapak Chow jadi dekat dan semakin dekat.

Kita akan dibawa perlahan-lahan dalam cerita keseharian mereka saat ditinggal oleh pasangan. Mengikuti alur yang terasa seperti pdkt anak muda. Kadang kita akan dibuat lupa kalau mereka sebenarnya punya pasangan. Tapi siapa peduli, lagipula pasangan mereka juga tidak setia bukan? Tapi bagaimanapun, mereka menjaga untuk tidak masuk ke dalam dosa yang sama. Mereka sudah merasakan, bagaimana sakitnya dikhianati oleh yang terkasih.

Adegan paling mengena di hati saya adalah, ketika Nyonya Chan datang terlambat ke hotel tempat Bapak Chow menginap. Di sana Nyonya Chan menangis, lalu sebuah suara khayalan muncul, "Kalau ada tiket lebih, apa kau mau ikut?". Itu adalah kalimat yang dikatakan Bapak Chow kepadanya. Tapi ia membayangkan, bagaimana kalau Nyonya Chow mengajak suaminya dengan ajakan yang sama?

Jleb.


Adegan yang ini nih

Scoring di film ini top sekali. Semua begitu pas, ritme filmnya juga meskipun terasa lambat tapi tidak membosankan. Yang paling saya suka dari filmnya Wong adalah, bagaimana dia bisa menjadikan semua pretelan benda yang warnanya tidak nyambung (tipikal asia sekali, yang tidak peduli estetika. Yang penting murah dan ada) di satu rangka, tapi bisa membuatnya jadi indah dan memanjakan mata.

Awas mas mba, diciduk warga

Galau neng?



Untuk urusan akting jangan ditanya. Semua masternya. Tatapan, bahasa tubuh dan chemistry mereka berdua sangat cocok. Tidak ada ekspresi berlebihan atau gerak-gerik yang tidak pada tempatnya. Dan Nyonya Chan body goal banget asli. Sepanjang film saya bertanya-tanya, kok bisa perutnya tetep rata waktu duduk baca koran? melawan hukum alam apa gimana sih. Tapi entah kenapa ya, bagi saya Happy Together masih lebih bikin mata semriwing di banding yang ini.

Perutnya gada gradakan anjir

Komentar

Postingan Populer